Apa yang terjadi jika tidak ada lagi kehangatan antara suami istri? Keduanya mendapati hubungan mereka seakan diselimuti es, dan cinta yang bersemi diawal pernikahan berubah menjadi sesuatu yang dingin. Ungkapan “Rumahku adalah surgaku” menguap entah kemana, dan suasana rumah menjadi rutinitas yang menjemukan dan membosankan.
Oleh karenanya jika anda berpikir bahwa pernikahan anda akan berjalan mulus, selalu diliputi kebahagiaan, tidak akan ada perselisihan, tidak akan ada kekesalan dan kemarahan. Maka sesungguhnya anda telah menjadi korban dari angan-angan yang tidak realistis. Dinamika dan romantika adalah sebuah ketetapan Allah SWTatau sunnatullah dalam pernikahan, tidak seorang pun dapat mengubahnya. Karena itu terimalah dinamika dan romantika (termasuk perselisihan) itu menjadi bagian dari rumah tangga anda, yang akan membuat rumah tangga anda menjadi penuh warna. Dari sini kita dapat mengerti bahwa rumah tangga yang bahagia dan harmonis itu bukanlah tanpa ada romantika perselisihan, tetapi yang dapat menyikapi dan menjadikan perselisihan yang ada sebagai bunga-bunga yang memberi warna pada pernikahan.
Selanjutnya untuk mengusahakan pernikahan yang harmonis dan bahagia itu, bisakah wanita membuat suaminya tetap hangat terhadap dirinya kendati pernikahan itu telah berjalan puluhan atau belasan tahun? Tentu bisa, dengan sedikit usaha dan kesabaran, istri bisa membuat suaminya tetap hangat dan romantis terhadapnya sebagaimana di tahun pertama pernikahan. Tidak percaya?
Cobalah 15 saran berikut ini !
1. Katakan : “Aku mencintaimu”. Siapa bilang laki-laki tidak membutuhkan kata-kata cinta dari istrinya? Katakanlah terus menerus, karena kata-kata itu akan meresap ke dalam jiwanya, menghujam sanubari dan menumbuhkan keyakinan pada dirinya bahwa anda memang sungguh-sungguh mencintainya.
2. Ciumlah suami anda dengan ciuman cinta kasih setiap hari, ini akan menyenangkan dan akan membuatnya merindukan anda.
3. Genggam tanganya dengan lembut disaat-saat tertentu, hal kecil ini mampu menumbuhkan rasa cintanya pada anda.
4. Dengarkanlah dengan mengarahkan seluruh tubuh anda kepadanya ketika ia sedang berbicara. Pandanglah ia dengan lembut dan penuh kasih, untuk menunjukan bahwa anda sunguh-sungguh mendengarkannya.
5. Buatlah kejutan dengan memberikannya hadiah kecil yang bersifat pribadi, misalnya sapu tangan dan kaos kaki.
6. Ekspresikan cinta anda dengan kata-kata dan tubuh anda.
7. Khususkan waktu setiap hari walau hanya sepuluh menit untuk berdua saja dengannya.
8. Tampakanlah semampu anda keindahan penampilan anda ketika suami pulang kerja. Jadikanlah diri anda sebagai sesuatu yang layak dipandang, diperhatikan, dipeluk setelah sepuluh jam ia berada di luar.
9. Buatlah kejutan lembut disaat yang tidak terduga. Karena banyak istri melupakan bahwa pelukan dan ciuman lembut yang tiba-tiba (bukan rutinitas ketika akan berangkat bekerja) dapat menimbulkan perasaan khusus dan kasih sayang suami.
10. Berusahalah memenuhi rumah anda dengan senyum manis yang menyejukan seisi rumah. Silakan anda kesal atau marah, tapi jangan biarkan kemarahan dan kekesalan anda berlarut-larut, sehingga membuat suami anda merasa tidak nyaman berada di rumahnya sendiri.
11. Pahami dan kenali sifat serta karakter suami anda. Berusahalah mencari hal-hal yang membuatnya senang dan bahagia, sebaiknya jangan melakukan hal-hal yang membuat suami anda kesal.
12. Berikan pujian, jika memang suami anda berhak untuk mendapat pujian. Misalnya, “mas ganteng sekali hari ini,” atau ketika ia membantu anda membereskan rumah, “Aduh, suamiku memang lelaki yang paling rajin dan sholeh.”
13. Jangan ragu dan malu untuk menyatakan ketergantungan anda padanya, misalnya, “Alhamdulillah, aku punya suami seperti mas, jadi semua masalah bisa diatasi”.
14. Berusahalah untuk memaafkan jika ia berbuat kesalahan, ungkapkan kekesalan anda dengan wajar, selnjutnya tunjukan cinta dan pengertian anda.
15. Jangan sekali-kali anda lupa untuk mengucapkan terimakasih atas hal-hal kecil yang telah dilakukannya. Ingatlah Rasul kita yang mulia pernah bersabda, “Allah tidak akan memandang kepada perempuan yang tidak berterimakasih pada suaminya padahal ia butuh kepadanya” (HR Hakim) (www.baitijannati.wordpress.com)
Wassalam.
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Safina no. 6 Tahun 1, Agustus 2003
Ditulis oleh Farid Ma'ruf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar